Wednesday, 26 December 2012

MANAJEMEN BROODING PADA AYAM BROILER

Oleh: Ir. Zumrotun, MP

Ayam broiler merupakan jenis unggas hasil rekayasa manusia yang telah mengalami seleksi gen selama bertahun-tahun sehingga hanya dalam waktu 21 sampai 40 hari sudah layak dikonsumsi. Seperti makhluk hidup umumnya, ayam broiler  mengalami dua fase  kehidupan, yaitu fase starter dan dilanjutkan ke fase finister. Fase starter adalah fase awal yang dimulai dari ayam ke luar dari cangkang telurnya sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna. Pada fase brooding tersebut kondisi tubuh ayam masih lemah dan organ tubuhnya belum berfungsi secara optimal sehingga ayam memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal.


Pada pemeliharaan broiler secara komersial, pada umumnya anak ayam diperoleh dari penetasan dengan menggunakan mesin tetas. Oleh sebab itu  dibutuhkan induk buatan sebagai pengganti untuk melindungi anak ayam dari kondisi lingkungan yang buruk. Dengan adanya induk buatan tersebut maka anak ayam  akan dapat tumbuh dengan baik. Sistim induk buatan inilah yang sering kita kenal dengan istilah brooding

Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperindukan. Jadi masa brooding adalah masa dimana anak ayam masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan  sampai umur tertentu yaitu sampai anak ayam bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa brooding merupakan  salah satu periode kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas  ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan  pada fase  brooding ini akan diikuti oleh fase  berikutnya sehingga memudahkan peternak untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan menyebabkan kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik ayam tidak dapat muncul secara optimal.

Tujuan dari brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi anak ayam dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Pada masa itu merupakan masa yang paling menentukan, karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan masa selanjutnya. Pada saat anak ayam berumur 0 sampai  14 hari, akan terjadi perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel ini meliputi perkembangan saluran pen- cernaan, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan.

Masa brooding ini akan berpengaruh pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa petumbuhan hypertropia  yaitu sel-sel  akan memperbesar ukurannya atau terjadi pendewasaan sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada pembelahan yang sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila terjadi gangguan maka dapat juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Akibatnya, pada fase pertumbuhan hypertropi, karena jumlah sel yang lebih sedikit maka akan menghasilkan organ yang lebih kecil pula dengan fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan masa brooding ini sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan  kualitas udara dalam kandang.

Sebelum membuat brooding, kandang dan peralatan kandang harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam  mempersiapkan kandang antara lain:
  1. membersihkan kotoran  dan sekam yang ada dalam kandang habis panen
  2. memasangan tirai kandang dilakukan dengan  cara menutup semua permukaan dinding kandang
  3. Mencuci kandang dengan air bersih. Dilakukan dengan cara membasahi  atau menyemprot kandang dengan air disemua permukaannya.
  4. Mencuci dengan deterjen. Pencucian ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisma yang memiliki lapisan lunak sebagai pelindung saat berada di luar tubuh ternak dan juga akan menurunkan tegangan permukaan dari kotoran-kotoran ayam yang menempel di lantai atau dinding kandang.
  5. Mencuci dengan desinfektan. Kegiatan mencuci/menyemprokan dengan desinfektan  ini ber tujuan agar semua mikroorganisma yang masih menempel di dinding-dinding kandang, langit-langit kandang, lantai kandang, tirai yang telah dipasang didinding kandang serta dilingkungan sekitar kandang  mati.
  6. Mengapur kandang, dengan cara kapur  diencerkan dengan air, kemudian dioleskan dengan alat kuas pada permukaan kandang, yang meliputi : dinding kandang baik di dalam maupun di luar kandang, lantai kandang, kerangka kandang dan lantai  disekitar kandang.
  7. Menebar sekam. Sebelum dimasukkan kedalam kandang pastikan bahwa sekam sudah disemprot dengan NaOH atau desinfektan lainnya, setelah kering baru dimasukkan.
Setelah kandang dan peralatannya sudah siap maka kegiatan selanjutnya adalah membuat brooding. Brooding harus sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari sebelum DOC broiler tiba. Brooding yang baik harus  dapat melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain heater (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, litter, pencahayaan, suhu dan kelembapan sirkulasi udara dan kepadatan brooding.


Ukuran brooding tergantung dari jumlah dan umur ayam. Semakin besar dan umur ayam semakin bertambah, maka brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam brooding jangan terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi udara bagi ayam. Pelebaran chicken guard dapat dimulai pada hari ke 4 sesuai dengan pertumbuhan ayam  dan kepadatan kandang.  Brooding pada ayam broiler pada umumnya dipergunakan sampai ayam berumur 15 hari. Diatas umur tersebut brooding tidak dipergunakan lagi.

Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:

1.  Pemanas (heater)
Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemanas yaitu
a.  mudah mengoperasikannya
b.  suhunya selalu stabil
c.  bahan baku mudah tersedia
d.  biaya murah

2.  Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai di peternak adalah gasolek (gas infra red), semawar (sumber panas dari minya tanah), batu bara,  lampu bohlam,  kayu bakar, serbuk gergaji dan sumber panas lainnya.

3.  Sekat (Chick Guard Brooder) 
Sekat (Chick Guard Brooder) dapat dibuat dari  bahan seng yang dibuat secara melingkar di dalam ruangan  kandang  yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum dan tirai kandang. Chick guard berfungsi untuk membantu  agar panas brooding tetap terfokus dan DOC tidak menyebar keseluruh ruang  kandang. Sedangkan fungsi lain  untuk melindungi anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar. Idealnya sekat atau chick guard berbentuk melingkar atau elips. Fungsi sekat ini untuk menghindari penumpukan anak ayam pada sudut brooding. Namun pada prakteknya banyak juga yang berbentuk  segi empat atau  dengan cara menyekat kandang, karena lebih praktis. Untuk membuat dan memasang chick guard maka disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara. Ketentuannya untuk 1 m2 dapat menampung 50 ekor DOC, sehingga dengan menggunakan rumus luas  lingkaran yaitu , maka diameter dan keliling brooding dapat dibuat.

4.  Alas lantai kandang ( litter )
Liiter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga kehangatan kandang brooder. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap airnya baik, tidak berdebu, mudah didapat dan murah harganya. Beberapa bahan dari limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai litter antara laini sekam padi, tongkol jagung, kulit kacang kedele, kulit kacang hijau, kulit kacang tanah, jerami padi serta limbah penggergajian kayu.
Bahan litter harus berbersih dari kotoran atau kuman, oleh sebab itu sebelum digunakan perlu didesinfeksi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan desinfektan. Dalam penggunaannya, sekam di tabor secara merata dalam brooding dengan ketinggian 7-8 cm. Diatas litter perlu di alasi dengan menggunakan kertas Koran agar tempat pakan tetap bersih dan menjaga anak ayam tidak makan litter.

5.  Tempat pakan dan tempat minum
Tempat ransum dan tempat minum dapat diperoleh baik dari limbah/ barang bekas yang mudah didapat  seperti potongan box DOC ataupun   tempat pakan yang sudah jadi yang banyak di jual di poultry shop.
Tempat ini biasanya sudah di design khusus untuk anak ayam. Pada ayam yang masih kecil yaitu berumur kurang dari 2 minggu, tempat ransum berbentuk seperti nampan Untuk  chickend plate (tempat pakan anak ayam)  dengan diameter 35 cm maka dapat menampung  sekitar 75-100 ekor. Demikian juga dengan chickend found (tempat minum anak ayam) mampu menampung 50-75 ekor

6.  Cahaya, suhu dan kelembapan
Untuk dapat tumbuh secara optimal, broiler perlu mengkonsumsi ransumnya secara maksimal. Oleh sebab itu perlu pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding. Pada minggu pertama broiler membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam selama 24 jam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu mengkonsumsi ransum. Cahaya juga dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam. Sedangkan kebutuhan pencahayaan dalam masa brooding adalah antara 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2. Lama pencahayaan tergantung pada umur anak ayam. Semakin besar umur ayam maka membutuhkan waktu yang lebih kecil. Pada umur 1-3 hari lama pencahayaan 24 jam, umur 4-7 hari adalah 22 jam, umur 8-14 hari adalah 20 jam, umur 15-21 hari adalah 18 jam dan menjelang panen yaitu umur 22-24 hari adalah 16 jam

Pada masa brooding maka perlu perhatian ekstra baik suhu maupun kelembapannya. Pengontrolan suhu ini harus dilakukan sesering mungkin, dengan menggunakan thermometer yang diletakkan dalam kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm diatas litter. Atau dapat juga dilakukan dengan melihat aktivitas dan penyebaran anak ayam  yaitu apakah anak ayam akan menyebar rata dalam brooding, mendekati pemanas atau malah menjauhi pemanas. Demikian juga halnya dengan kelembapan, dimana kelembapan yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan  bakteri pengurai asam urat dalam feses menghasilkan gas ammonia lebih banyak. Sedangkan kebutuhan suhu dan kelembapan masa brooding adalah sbb:

 Tabel 1. Suhu dan kelembapan kandang brooder

Umur (hari)
Suhu (Celcius)
Kelembaban (%)
0-3
33-31
55-60
4-7
32-31
55-60
8-14
30-28
55-60
15-21
28-26
55-60
22-24
26-23
55-65
  
Grafik 1. Suhu dan Kelembaban kandang broiler
 Sumber : Manual Guide Logman, 2004

7.  Sirkulasi udara
Pengaturan ventilasi dilakukan dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun demikian pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kecepatan angin sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi  bau ammonia, debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat menyebabkan kandungan O2 berkurang dan gas beracun yaitu CO2 dan amoniak akan meningkat.Cara pengaturan tirai adalah :
  1. Minggu I    : tirai kandang tertutup rapat
  2. Minggu II  : tirai kandang dibuka sepertiga pada bagian atas
  3. Minggu III : tirai kandang dibuka 2/3 pada bagian atas
  4. Minggu IV : tirai kandang sudah terbuka smua.

8. Kepadatan kandang
Kandang brooder yang terlalu padat akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan amoniak, mempengaruhi aktivitas ayam dan meningkatkan persaingan antar ayam dalam mendapatkan oksigen dan makanan serta menstimulasi kanibalisme pada ayam. Pengaturan kepadatan kandang brooder adalah dengan cara melebarkan chick guard setiap 3-4 hari sekali sampai anak ayam berumur 14 hari. Pada saat itu ayam sudah tidak membutuhkan kandang brooder lagi dan ayam akan memenuhi seluruh ruang kandang sampai nanti  saat panen tiba

Ada beberapa hal  tatalaksana masa brooding yang perlu  dilakukan yaitu:
a.  Pastikan bahwa semua peralatan kandang berfungsi dengan baik
b.  Hitung jumlah  kebutuhan peralatan  brooding dan  aturlah sesuai dengan tata letaknya
c.   Tiga jam sebelum DOC tiba, lakukan :
  • Isi tempat minum dengan larutan gula dengan konsentrasi 2%
  • Isi ransum untuk DOC  (pakan starter) ke tempat pakan “chickend plate”
  • Nyalakan pemanas
  • Atur ketinggian dan posisi pemanas, sampai tercapai suhu yang ideal.
d.  Pasang lampu di setiap area brooding  terutama di malam hari
Setelah DOC tiba, secepatnya DOC ditangani dengan baik. Kegiatan ini dimulai dari :menghitung jumlah box DOC yang dating, cek sample DOC yang ada dalam box, DOC yang mati serta kondisi secara umum (lincah, diam, cacat, dll).Hitung berat DOC rata-rata  dengan cara menimbang DOC yang masih dalam box. Berat rata-rata DOC =  Berat box yang berisi DOC dikurangi dengan box kosong kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah DOC yang ada dalam box. Berat DOC ideal adalah ± 41 gram.  Bukalah box DOC dan segera masukkan dalam brooding sambil dihitung jumlahnya serta sekalian diseleksi DOC. DOC yang baik mempunyai cirri-ciri: Lincah, aktif mencari makan, bentuk paruh normal, mata (bulat, bersinar dan tidak cacat), berat badan normal/sesuai standart, bulu kering, halus dan lembut, anus tidak basah dan tidak membuka, perut kering dan tidak keras/besarserta kaki tidak bengkak.

Bila brooding terlalu panas maka regulatornya pemanas diatur yaitu dengan cara pemanas diangkat, bahan sumber panas dikurangi atau tirai dibuka. Sebagai control Anda dapat melihat tingkahlaku DOC, apakah menyebar merata artinya pemanas sesuai yang dibutuhkan, atau DOC, mendekati pemanas yang artinya suhu pemanas kurang atau menjauhi pemanas. Yang artinya suhu pemanas terlalu tinggi.

Berikan ransum secara ad libitum dalam brooding tetapi cara pemeriannya dilakukan sedikit demi sedikit tetapi sesering mungkin. Berikan air minum dengan menggunakan air yang bersih, segar dan dingin. Berikan vitamin atau obat anti stress yang dilarutkan dalam air minumnya pada saat DOC baru tiba, cuaca buruk, 3 hari sebelum dan 3 hari setelah dilakukan vaksinasi. Lakukan vaksinasi ND pada saat anak ayam berumur 4 hari dengan cara tetes mata dan kill. Masa brooding ini berlangsung selama 2 minggu.

Sumber Pustaka :
  1. Caturto PN. 2008. Agribisnis Ternak Unggas. Departemen Pendidikan Nasional. Derektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dab Menengah. Derektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
  2. M. Rasyaf, 2006. Beternak Ayam Pedaging. PT.Penebar Swadaya Jakarta.
  3. Nuryanto. 2008. Broilerpun Semakin Modern. (Materi Diklat). Satwa Utama Group. Jakarta
  4. http://duniaveteriner.com/2009/05/manajemen brooding dan-manajemen pakan pada-peternakan ayam
  5. http://www. Poultryindonesia.com/
  6. http://www.info.medion.co.id/toni komarahttp://www.blogger.com/Brooder Ayam Broiler
  7. http://uripsantoso.wordpress.com/2008/06/29/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertambahan-berat-badan-pada-unggas/