Sahabat ternak biaya listrik dalam peternakan ayam kampung dapat kita jadikan pedoman untuk analisa bisnis ternak ayam kampung. Melalui artikel ini kami mencoba membuat analisa biaya listrik peternakan ayam kampung.
Analisa ini kami jadikan pedoman salah satu pengeluaran peternak dalam
budidaya ayam kampung sebelum membuat analisa total pengeluaran dan laba
agar tidak merugi di saat panen tiba. Mari kita analisa
Dalam proses pemeliharaan ayam kampung pengeluaran terbesar kebutuhan
listrik adalah saat proses penetasan telur dan brooding. Dalam arti
kebutuhan listrik terbesar ada pada saat pengadaan DOC yaitu penetasan
telur dan saat pembesaran usia muda (1 hari - 1 bulan). Untuk itu dalam
kaitanya biaya operasional ini harus kita analisa sejak awal untuk
menentukan biaya pengeluaran yang harus ditanggung peternak. Berikut
analisa kebutuhan listrik dan biaya pengeluaran per 100 ekor
pemeliharaan.
Analisa kebutuhan listrik dan biaya listrik
Biaya listrik dihitung dengan satuan (KWH) dengan kilo watt hour.
Artinya penghitungan biaya listrik dihitung per 1000 watt dalam
pemakaian selama 1 (satu) jam. Penghitungan atau analisa biaya listrik
dihitung menurut tarif dasar listrik pada bulan September 2012 sebesar
Rp. 750,-/Kwh. Maka penghitungan biaya listrik adalah sebagai berikut :
Biaya = Daya/KWH
= watt/1000 watt per jam
1. Analisa biaya listrik saat penetasan
Diambil dari analisa kebutuhan dan biaya listrik di atas, jika saat
penetasan menggunakan lampu 1 (satu) buah dengan daya 50 watt dengan
penggunaan selama 21 hari. Jadi, analisanya adalah sebagai berikut :
Besar listrik dalam incubator = 50 watt
= 50 watt / 1000 watt/jam
= 0,05 watt/jam
Biaya pemakaian listrik dalam incubator = 0,05 x (24 jam x 21 hari) x Rp. 750,-
= 0,05 x 504 jam x Rp. 750,-
= Rp. 18. 900,-
*) Penggunaan incubator tersebut dengan berdasar mesin penetas telur kapasitas 100 butir.
2. Analisa biaya listrik saat brooding
Seperti halnya saat penetasan telur, penghitungan biaya listrik saat
brooding menggunakan lampu 1 (satu) buah dengan daya 60 watt untuk 100
ekor selama 30 hari. Jadi, analisanya adalah sebagai berikut :
Besar listrik dalam brooder = 60 watt
= 60 watt / 1000 watt/jam
= 0,06 watt/jam
Biaya pemakaian listrik dalam brooder = 0,06 x (12 jam x 30 hari) x Rp. 750,-
= 0,06 x 360 jam x Rp. 750,-
= Rp. 16. 200,-
*) Penggunaan brooding tersebut dengan kapasitas 100 ekor.
Itulah analisa biaya listrik dalam peternakan ayam kampung versi kami.
Semoga dengan adanya analisa biaya ini dapat menjadikan acuan bagi
peternak dalam pemeliharaan ayam kampung. Salam sukses peternak ayam
Indonesia!
Jika kita sedang benar, maka jangan terlalu berani, Dan jika kita sedang salah, maka jangan terlalu takut, Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan kita. (Hoirun Nisa)
No comments:
Post a Comment