Wednesday, 26 December 2012

MANAJEMEN BROODING PADA AYAM BROILER

Oleh: Ir. Zumrotun, MP

Ayam broiler merupakan jenis unggas hasil rekayasa manusia yang telah mengalami seleksi gen selama bertahun-tahun sehingga hanya dalam waktu 21 sampai 40 hari sudah layak dikonsumsi. Seperti makhluk hidup umumnya, ayam broiler  mengalami dua fase  kehidupan, yaitu fase starter dan dilanjutkan ke fase finister. Fase starter adalah fase awal yang dimulai dari ayam ke luar dari cangkang telurnya sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna. Pada fase brooding tersebut kondisi tubuh ayam masih lemah dan organ tubuhnya belum berfungsi secara optimal sehingga ayam memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal.


Pada pemeliharaan broiler secara komersial, pada umumnya anak ayam diperoleh dari penetasan dengan menggunakan mesin tetas. Oleh sebab itu  dibutuhkan induk buatan sebagai pengganti untuk melindungi anak ayam dari kondisi lingkungan yang buruk. Dengan adanya induk buatan tersebut maka anak ayam  akan dapat tumbuh dengan baik. Sistim induk buatan inilah yang sering kita kenal dengan istilah brooding

Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperindukan. Jadi masa brooding adalah masa dimana anak ayam masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan  sampai umur tertentu yaitu sampai anak ayam bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa brooding merupakan  salah satu periode kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas  ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan  pada fase  brooding ini akan diikuti oleh fase  berikutnya sehingga memudahkan peternak untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan menyebabkan kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik ayam tidak dapat muncul secara optimal.

Tujuan dari brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi anak ayam dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Pada masa itu merupakan masa yang paling menentukan, karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan masa selanjutnya. Pada saat anak ayam berumur 0 sampai  14 hari, akan terjadi perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel ini meliputi perkembangan saluran pen- cernaan, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan.

Masa brooding ini akan berpengaruh pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa petumbuhan hypertropia  yaitu sel-sel  akan memperbesar ukurannya atau terjadi pendewasaan sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada pembelahan yang sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila terjadi gangguan maka dapat juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Akibatnya, pada fase pertumbuhan hypertropi, karena jumlah sel yang lebih sedikit maka akan menghasilkan organ yang lebih kecil pula dengan fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan masa brooding ini sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan  kualitas udara dalam kandang.

Sebelum membuat brooding, kandang dan peralatan kandang harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam  mempersiapkan kandang antara lain:
  1. membersihkan kotoran  dan sekam yang ada dalam kandang habis panen
  2. memasangan tirai kandang dilakukan dengan  cara menutup semua permukaan dinding kandang
  3. Mencuci kandang dengan air bersih. Dilakukan dengan cara membasahi  atau menyemprot kandang dengan air disemua permukaannya.
  4. Mencuci dengan deterjen. Pencucian ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisma yang memiliki lapisan lunak sebagai pelindung saat berada di luar tubuh ternak dan juga akan menurunkan tegangan permukaan dari kotoran-kotoran ayam yang menempel di lantai atau dinding kandang.
  5. Mencuci dengan desinfektan. Kegiatan mencuci/menyemprokan dengan desinfektan  ini ber tujuan agar semua mikroorganisma yang masih menempel di dinding-dinding kandang, langit-langit kandang, lantai kandang, tirai yang telah dipasang didinding kandang serta dilingkungan sekitar kandang  mati.
  6. Mengapur kandang, dengan cara kapur  diencerkan dengan air, kemudian dioleskan dengan alat kuas pada permukaan kandang, yang meliputi : dinding kandang baik di dalam maupun di luar kandang, lantai kandang, kerangka kandang dan lantai  disekitar kandang.
  7. Menebar sekam. Sebelum dimasukkan kedalam kandang pastikan bahwa sekam sudah disemprot dengan NaOH atau desinfektan lainnya, setelah kering baru dimasukkan.
Setelah kandang dan peralatannya sudah siap maka kegiatan selanjutnya adalah membuat brooding. Brooding harus sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari sebelum DOC broiler tiba. Brooding yang baik harus  dapat melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain heater (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, litter, pencahayaan, suhu dan kelembapan sirkulasi udara dan kepadatan brooding.


Ukuran brooding tergantung dari jumlah dan umur ayam. Semakin besar dan umur ayam semakin bertambah, maka brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam brooding jangan terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi udara bagi ayam. Pelebaran chicken guard dapat dimulai pada hari ke 4 sesuai dengan pertumbuhan ayam  dan kepadatan kandang.  Brooding pada ayam broiler pada umumnya dipergunakan sampai ayam berumur 15 hari. Diatas umur tersebut brooding tidak dipergunakan lagi.

Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:

1.  Pemanas (heater)
Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemanas yaitu
a.  mudah mengoperasikannya
b.  suhunya selalu stabil
c.  bahan baku mudah tersedia
d.  biaya murah

2.  Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai di peternak adalah gasolek (gas infra red), semawar (sumber panas dari minya tanah), batu bara,  lampu bohlam,  kayu bakar, serbuk gergaji dan sumber panas lainnya.

3.  Sekat (Chick Guard Brooder) 
Sekat (Chick Guard Brooder) dapat dibuat dari  bahan seng yang dibuat secara melingkar di dalam ruangan  kandang  yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum dan tirai kandang. Chick guard berfungsi untuk membantu  agar panas brooding tetap terfokus dan DOC tidak menyebar keseluruh ruang  kandang. Sedangkan fungsi lain  untuk melindungi anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar. Idealnya sekat atau chick guard berbentuk melingkar atau elips. Fungsi sekat ini untuk menghindari penumpukan anak ayam pada sudut brooding. Namun pada prakteknya banyak juga yang berbentuk  segi empat atau  dengan cara menyekat kandang, karena lebih praktis. Untuk membuat dan memasang chick guard maka disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara. Ketentuannya untuk 1 m2 dapat menampung 50 ekor DOC, sehingga dengan menggunakan rumus luas  lingkaran yaitu , maka diameter dan keliling brooding dapat dibuat.

4.  Alas lantai kandang ( litter )
Liiter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga kehangatan kandang brooder. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap airnya baik, tidak berdebu, mudah didapat dan murah harganya. Beberapa bahan dari limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai litter antara laini sekam padi, tongkol jagung, kulit kacang kedele, kulit kacang hijau, kulit kacang tanah, jerami padi serta limbah penggergajian kayu.
Bahan litter harus berbersih dari kotoran atau kuman, oleh sebab itu sebelum digunakan perlu didesinfeksi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan desinfektan. Dalam penggunaannya, sekam di tabor secara merata dalam brooding dengan ketinggian 7-8 cm. Diatas litter perlu di alasi dengan menggunakan kertas Koran agar tempat pakan tetap bersih dan menjaga anak ayam tidak makan litter.

5.  Tempat pakan dan tempat minum
Tempat ransum dan tempat minum dapat diperoleh baik dari limbah/ barang bekas yang mudah didapat  seperti potongan box DOC ataupun   tempat pakan yang sudah jadi yang banyak di jual di poultry shop.
Tempat ini biasanya sudah di design khusus untuk anak ayam. Pada ayam yang masih kecil yaitu berumur kurang dari 2 minggu, tempat ransum berbentuk seperti nampan Untuk  chickend plate (tempat pakan anak ayam)  dengan diameter 35 cm maka dapat menampung  sekitar 75-100 ekor. Demikian juga dengan chickend found (tempat minum anak ayam) mampu menampung 50-75 ekor

6.  Cahaya, suhu dan kelembapan
Untuk dapat tumbuh secara optimal, broiler perlu mengkonsumsi ransumnya secara maksimal. Oleh sebab itu perlu pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding. Pada minggu pertama broiler membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam selama 24 jam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu mengkonsumsi ransum. Cahaya juga dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam. Sedangkan kebutuhan pencahayaan dalam masa brooding adalah antara 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2. Lama pencahayaan tergantung pada umur anak ayam. Semakin besar umur ayam maka membutuhkan waktu yang lebih kecil. Pada umur 1-3 hari lama pencahayaan 24 jam, umur 4-7 hari adalah 22 jam, umur 8-14 hari adalah 20 jam, umur 15-21 hari adalah 18 jam dan menjelang panen yaitu umur 22-24 hari adalah 16 jam

Pada masa brooding maka perlu perhatian ekstra baik suhu maupun kelembapannya. Pengontrolan suhu ini harus dilakukan sesering mungkin, dengan menggunakan thermometer yang diletakkan dalam kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm diatas litter. Atau dapat juga dilakukan dengan melihat aktivitas dan penyebaran anak ayam  yaitu apakah anak ayam akan menyebar rata dalam brooding, mendekati pemanas atau malah menjauhi pemanas. Demikian juga halnya dengan kelembapan, dimana kelembapan yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan  bakteri pengurai asam urat dalam feses menghasilkan gas ammonia lebih banyak. Sedangkan kebutuhan suhu dan kelembapan masa brooding adalah sbb:

 Tabel 1. Suhu dan kelembapan kandang brooder

Umur (hari)
Suhu (Celcius)
Kelembaban (%)
0-3
33-31
55-60
4-7
32-31
55-60
8-14
30-28
55-60
15-21
28-26
55-60
22-24
26-23
55-65
  
Grafik 1. Suhu dan Kelembaban kandang broiler
 Sumber : Manual Guide Logman, 2004

7.  Sirkulasi udara
Pengaturan ventilasi dilakukan dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun demikian pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kecepatan angin sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi  bau ammonia, debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat menyebabkan kandungan O2 berkurang dan gas beracun yaitu CO2 dan amoniak akan meningkat.Cara pengaturan tirai adalah :
  1. Minggu I    : tirai kandang tertutup rapat
  2. Minggu II  : tirai kandang dibuka sepertiga pada bagian atas
  3. Minggu III : tirai kandang dibuka 2/3 pada bagian atas
  4. Minggu IV : tirai kandang sudah terbuka smua.

8. Kepadatan kandang
Kandang brooder yang terlalu padat akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan amoniak, mempengaruhi aktivitas ayam dan meningkatkan persaingan antar ayam dalam mendapatkan oksigen dan makanan serta menstimulasi kanibalisme pada ayam. Pengaturan kepadatan kandang brooder adalah dengan cara melebarkan chick guard setiap 3-4 hari sekali sampai anak ayam berumur 14 hari. Pada saat itu ayam sudah tidak membutuhkan kandang brooder lagi dan ayam akan memenuhi seluruh ruang kandang sampai nanti  saat panen tiba

Ada beberapa hal  tatalaksana masa brooding yang perlu  dilakukan yaitu:
a.  Pastikan bahwa semua peralatan kandang berfungsi dengan baik
b.  Hitung jumlah  kebutuhan peralatan  brooding dan  aturlah sesuai dengan tata letaknya
c.   Tiga jam sebelum DOC tiba, lakukan :
  • Isi tempat minum dengan larutan gula dengan konsentrasi 2%
  • Isi ransum untuk DOC  (pakan starter) ke tempat pakan “chickend plate”
  • Nyalakan pemanas
  • Atur ketinggian dan posisi pemanas, sampai tercapai suhu yang ideal.
d.  Pasang lampu di setiap area brooding  terutama di malam hari
Setelah DOC tiba, secepatnya DOC ditangani dengan baik. Kegiatan ini dimulai dari :menghitung jumlah box DOC yang dating, cek sample DOC yang ada dalam box, DOC yang mati serta kondisi secara umum (lincah, diam, cacat, dll).Hitung berat DOC rata-rata  dengan cara menimbang DOC yang masih dalam box. Berat rata-rata DOC =  Berat box yang berisi DOC dikurangi dengan box kosong kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah DOC yang ada dalam box. Berat DOC ideal adalah ± 41 gram.  Bukalah box DOC dan segera masukkan dalam brooding sambil dihitung jumlahnya serta sekalian diseleksi DOC. DOC yang baik mempunyai cirri-ciri: Lincah, aktif mencari makan, bentuk paruh normal, mata (bulat, bersinar dan tidak cacat), berat badan normal/sesuai standart, bulu kering, halus dan lembut, anus tidak basah dan tidak membuka, perut kering dan tidak keras/besarserta kaki tidak bengkak.

Bila brooding terlalu panas maka regulatornya pemanas diatur yaitu dengan cara pemanas diangkat, bahan sumber panas dikurangi atau tirai dibuka. Sebagai control Anda dapat melihat tingkahlaku DOC, apakah menyebar merata artinya pemanas sesuai yang dibutuhkan, atau DOC, mendekati pemanas yang artinya suhu pemanas kurang atau menjauhi pemanas. Yang artinya suhu pemanas terlalu tinggi.

Berikan ransum secara ad libitum dalam brooding tetapi cara pemeriannya dilakukan sedikit demi sedikit tetapi sesering mungkin. Berikan air minum dengan menggunakan air yang bersih, segar dan dingin. Berikan vitamin atau obat anti stress yang dilarutkan dalam air minumnya pada saat DOC baru tiba, cuaca buruk, 3 hari sebelum dan 3 hari setelah dilakukan vaksinasi. Lakukan vaksinasi ND pada saat anak ayam berumur 4 hari dengan cara tetes mata dan kill. Masa brooding ini berlangsung selama 2 minggu.

Sumber Pustaka :
  1. Caturto PN. 2008. Agribisnis Ternak Unggas. Departemen Pendidikan Nasional. Derektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dab Menengah. Derektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
  2. M. Rasyaf, 2006. Beternak Ayam Pedaging. PT.Penebar Swadaya Jakarta.
  3. Nuryanto. 2008. Broilerpun Semakin Modern. (Materi Diklat). Satwa Utama Group. Jakarta
  4. http://duniaveteriner.com/2009/05/manajemen brooding dan-manajemen pakan pada-peternakan ayam
  5. http://www. Poultryindonesia.com/
  6. http://www.info.medion.co.id/toni komarahttp://www.blogger.com/Brooder Ayam Broiler
  7. http://uripsantoso.wordpress.com/2008/06/29/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertambahan-berat-badan-pada-unggas/

Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung

on Sunday, October 7, 2012
Menentukan ransum yang baik adalah keputusan yang bijak. Yang lebih bijak lagi bagi peternak ayam kampung yaitu membuat ransum dengan harga yang paling murah tapi tetap berpedoman terhadap kebutuhan nutrisi ayam kampung. Semakin bagusnya ransum untuk ayam kampung maka semakin baik pula pertumbuhan dan perkembangan ternak ayam kampung kita.
Gizi pada ransum ayam kampung sering dikesampingkan oleh para peternak ayam dengan alasan mahalnya biaya pakan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut kami mencoba menulis kandungan nutrisi pada pakan ayam kampung  tersebut. Tentu tujuannya adalah membuat ayam tercukupi kebutuhan gizi dan nutrisinya dan kemudian menjadi patokan pembuatan pakan ayam murah berkualitas. 
Menurut Sudradjad dalam bukunya "beternak ayam pelung" bahwa kebutuhan nutrisi ayam kampung jenis pelung adalah sebagai berikut :
kebutuhan nutrisi ayam kampung
Dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi tersebut, Sudradjad juga memberikan rincian kandungan nutrisi dari contoh bahan pakan ayam kampung. Adapun daftar kandungan nutrisi berdasarkan protein kasar, lemak, serat, kalsium dan air adalah sebagai berikut :

bahan pakan
Disamping kandungan nutrisi dari daftar di atas tentu masih banyak bahan ransum yang dapat diberikan untuk ternak unggas kita. Intinya carilah bahan pakan yang mudah dicari di sekitar kita.
Kebutuhan nutrisi ayam kampung ini akan maksimal jika memperhatikan kebutuhan pakan per ekor perharinya. Percuma saja jika pakan bernutrisi lengkap namun tidak sesuai kebutuhan makan ayam per harinya. Ayam masih lapar dan tentu pertumbuhan akan terlambat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai nutrisi pada pakan
1. Nutrisi dalam ransum akan maksimal jika ditopang oleh nutrisi yang lain
Artinya jika protein tinggi dalam pakan tidak akan berguna jika tidak ditambah dengan zat karbohidrat, lemak, serat dan air.
2. Nutrisi lengkap namun jumlahnya kurang
Pakan ayam yang komplit namun diberikan tidak sesuai porsinya (kurang) maka ayam kampung tetap akan kurus. Karena ayam kampung akan makan hanya sedikit-sedikit namun terus-menerus sepanjang hari.
3. Protein Itu sebenarnya adalah inti
Memang tidak ada jaminan pakan yang berprotein tinggi menambah berat badan. Namun lihatlah tabel di atas, bahwa kebutuhannya mencapai 20%. Banyak peternak tidak memberikan protein hanya berupa serat seperti jagung bekatul dan dedaunan. Hal ini adalah salah besar karena ayam tetap butuh protein hewani dan tumbuhan.
4. Kekurangan nutrisi ayam akan mencari sendiri
Ayam yang dikandangkan akan kemana jika akan mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak terdapat dalam pakan? Akibatnya ayam akan bertingkah seperti mengkais tanah, mematuk kandang, bahkan yang paling parah adalah kanibal memakan temannya. Jika itu masih kurang maka ayam akan makan apa saja yang dijumpai karena sifat aslinya adalah pemakan segala. Iya kalau area itu bersih, jika area kotor maka penyakit pasti akan menyerang.
Itulah beberapa tips peternakan ayam dari kami semoga bermanfaat. Salam sukses!
Sumber : Beternak Ayam Pelung | Sudradjad

Update kebutuhan nutrisi ayam buras menurut Eko Widodo Fakultas Peternakan Brawijaya Malang, Ada juga berbaggai jenis unggas terdapat di sini seperti itik dll :
kebutuhan nutrisi ayam

Analisa Biaya Listrik Peternakan Ayam Kampung

on Monday, November 26, 2012
Sahabat ternak biaya listrik dalam peternakan ayam kampung dapat kita jadikan pedoman untuk analisa bisnis ternak ayam kampung. Melalui artikel ini kami mencoba membuat analisa biaya listrik peternakan ayam kampung. Analisa ini kami jadikan pedoman salah satu pengeluaran peternak dalam budidaya ayam kampung sebelum membuat analisa total pengeluaran dan laba agar tidak merugi di saat panen tiba. Mari kita analisa
Dalam proses pemeliharaan ayam kampung pengeluaran terbesar kebutuhan listrik adalah saat proses penetasan telur dan brooding. Dalam arti kebutuhan listrik terbesar ada pada saat pengadaan DOC yaitu penetasan telur dan saat pembesaran usia muda (1 hari - 1 bulan). Untuk itu dalam kaitanya biaya operasional ini harus kita analisa sejak awal untuk menentukan biaya pengeluaran yang harus ditanggung peternak. Berikut analisa kebutuhan listrik dan biaya pengeluaran per 100 ekor pemeliharaan.
Analisa kebutuhan listrik dan biaya listrik
Biaya listrik dihitung dengan satuan (KWH) dengan kilo watt hour. Artinya penghitungan biaya listrik dihitung per 1000 watt dalam pemakaian selama 1 (satu) jam. Penghitungan atau analisa biaya listrik dihitung menurut tarif dasar listrik pada bulan September 2012 sebesar Rp. 750,-/Kwh. Maka penghitungan biaya listrik adalah sebagai berikut :
Biaya = Daya/KWH
          = watt/1000 watt per jam
1. Analisa biaya listrik saat penetasan
Diambil dari analisa kebutuhan dan biaya listrik di atas, jika saat penetasan menggunakan lampu 1 (satu) buah dengan daya 50 watt dengan penggunaan selama 21 hari. Jadi, analisanya adalah sebagai berikut :
Besar listrik dalam incubator = 50 watt
                                                = 50 watt / 1000 watt/jam
                                                = 0,05 watt/jam
Biaya pemakaian listrik dalam incubator = 0,05 x (24 jam x 21 hari) x Rp. 750,-
                                                                  = 0,05 x 504 jam x Rp. 750,-
                                                                  = Rp. 18. 900,-
*) Penggunaan incubator tersebut dengan berdasar mesin penetas telur kapasitas 100 butir.
2. Analisa biaya listrik saat brooding
Seperti halnya saat penetasan telur, penghitungan biaya listrik saat brooding menggunakan lampu 1 (satu) buah dengan daya 60 watt untuk 100 ekor selama 30 hari. Jadi, analisanya adalah sebagai berikut :
Besar listrik dalam brooder = 60 watt
                                                = 60 watt / 1000 watt/jam
                                                = 0,06 watt/jam
Biaya pemakaian listrik dalam brooder = 0,06 x (12 jam x 30 hari) x Rp. 750,-
                                                                  = 0,06 x 360 jam x Rp. 750,-
                                                                  = Rp. 16. 200,-
*) Penggunaan brooding tersebut dengan kapasitas 100 ekor.
Itulah analisa biaya listrik dalam peternakan ayam kampung versi kami. Semoga dengan adanya analisa biaya ini dapat menjadikan acuan bagi peternak dalam pemeliharaan ayam kampung. Salam sukses peternak ayam Indonesia!
Jika kita sedang benar, maka jangan terlalu berani, Dan jika kita sedang salah, maka jangan terlalu takut, Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan kita. (Hoirun Nisa)

Saturday, 22 December 2012

Tantangan Seorang Sarjana Peternakan

Indonesia telah lama dikenal sebagai negara agraris yang sangat subur. Mayoritas penduduknya (sekitar 60% dari total populasi) hidup dari sektor pertanian dan bekerja sebagai petani, pekebun, peternak dan nelayan. Sebagai negara yang kaya akan hasil bumi maka Indonesia memliki potensi alam yang sangat besar, yang dapat dieksplorasi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia ditemukan tidak kurang dari 945 jenis tanaman asli Indonesia yang terbagi menjadi 77 jenis sumber karbohidrat, 75 jenis sumber lemak/minyak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis bahan minuman, 110 jenis rempah-rempah dan bumbu-bumbuan, serta 17% species dunia ditemukan di Indonesia. Namun dari potensi alam yang sangat besar tersebut ternyata masih banyak jenis sumber daya alam yang belum dapat diolah dan dimanfaatkan secara optimal oleh bangsa Indonesia sendiri. Ironisnya, sebagian besar kebutuhan pangan telah tergantung impor dari negara lain.
Menurut beberapa sumber disebutkan bahwa komoditas dan jumlah impor bahan pangan seperti beras 3,7 juta ton, gandum 4,5 juta ton, gula 1,6 juta ton, kedelai 1,3 juta ton, bungkil kedelai 1 juta ton, jagung 1,3 juta ton, ternak sapi 450,000 ekor, daging dan jeroan 42 ribu ton, dan susu, mentega, keju : 170 ribu ton setiap tahunnya. Data tersebut menggambarkan pemanfatan potensi alam yang kurang optimal atau karena tingginya tingkat kebutuhan akibat jumlah penduduk yang besar, sehingga kebutuhan pangan tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri. Bahkan beberapa waktu yang lampau kita semua tersentak dan kaget oleh berita baik di televisi maupun mass media lain karena masih ada sebagian dari warga negara ini meskipun hidup di alam merdeka 61 tahun silam, ternyata masih ada yang mengalami gizi buruk. Di sisi lain, sebagai negara agraris tentu Indonesia memiliki peluang agribisnis yang sangat besar, antara lain karena didukung Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Dari segi SDM, jumlah penduduk di Indonesia tercatat nomor empat terbesar di dunia. Pada tahun 2000, populasi penduduk Indonesia mencapai 210 juta dan pada tahun 2035 diperkirakan mencapai 400 juta.
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar tersebut maka secara otomatis merupakan potensi pasar yang luar biasa khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan termasuk kebutuhan pangan hewani asal peternakan. Dalam konteks ini peluang agribisnis peternakan terbuka luas dalam penyediaan kebutuhan konsumsi pangan dan ini merupakan salah satu tantangan nyata yang sekaligus peluang bagi para Sarjana Peternakan. Salah satu peluang dalam upaya peningkatan produksi pangan dalam negeri adalah pemanfaatan lahan kering.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa Indonesia masih mempunyai potensi lahan khususnya lahan kering (60 juta ha) yang sangat luas untuk pengembangan pertanian termasuk peternakan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana memanfaatkan lahan marginal (lahan kering) secara optimal dan apakah SDM kita sudah siap, serta strategi apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan SDM dalam pengembangan usaha peternakan yang berdaya saing di kawasan lahan tersebut ?
Usaha agribisnis pada umumnya dan khususnya usaha peternakan apalagi di lahan kering sampai saat ini masih belum efisien dan belum berdaya saing. Untuk membangun daya saing, usaha peternakan harus berorientasi pada pasar yaitu meliputi price, quality dan value. Persaingan pasar yang ketat menuntut pelaku bisnis untuk mampu mengatasi dan menyiasatinya dengan cara menghasilkan produk dengan harga yang relatif terjangkau dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik. Sistem usaha tani yang seadanya dan secara tradisional belum menghasilkan keuntungan yang menggembirakan. Petani lahan kering tidak mungkin hidup jika ekonomi rumah tangganya hanya tergantung kepada hasil tanaman. Oleh karena itu, pendekatan yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut di atas adalah melalui pendekatan sistem usahatani yang memadukan komoditas tanaman pangan/semusim dengan tanaman tahunan dan ternak dalam suatu model usahatani yang serasi dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang dimiliki petani. Sistem usaha tani terpadu ini diarahkan untuk memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan lahan, hasil samping pertanian, perkebunan dan peternakan sehingga setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang bernilai ekonomis (hutan-tanaman pertanian-pakan-ternak).
Di samping upaya pengembangan usaha secara terpadu, kunci keberhasilan bisnis peternakan sangat tergantung pada SDM sebagai kunci utama dengan didukung oleh minimal tiga pilar pendukung yaitu 1) lingkungan, 2) modal, dan 3) teknologi. Dari pilar pendukung yang berupa lingkungan, peranan pemerintah sangat fundamental. Diharapkan pemerintah mempunyai komitmen politik yang kuat untuk mengembangkan agribisnis peternakan melalui misalnya penerbitan peraturan perundang-undangan yang memberikan kepastian hukum dalam pembangunan peternakan yang sinergis dengan peraturan perundang undangan lain yang terkait, menciptakan iklim usaha yang kondusif (keamanan), menyediakan sarana-prasarana transportasi dan komunikasi, dan adanya jaminan hukum atas penguasaan lahan untuk peternakan.
Dari segi modal, peran lembaga keuangan baik perbankan maupun lembaga keuangan non-bank diharapkan mendukung dalam upaya-upaya penguatan modal untuk pengembangan agribisnis peternakan. Selama ini ada indikasi bahwa pihak perbankan enggan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha peternakan karena investasi di bidang peternakan dipandang cukup berisiko bila dibandingkan dengan jenis usaha lain. Penguatan modal sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan aset bagi peternak dan pengusaha peternakan. Kebijakan penguatan modal harus lebih berpihak, dengan skim-skim tertentu yang favorable bagi pengembangan bisnis peternakan. Apabila kita bandingkan dengan kebijakan penguatan modal yang terjadi di negara tetangga seperti Australia dan Thailand sangatlah kurang berpihak pada pelaku bisnis peternakan di Indonesia. Di Australia, untuk usaha peternakan sapi potong pemerintah memberikan alokasi kredit cukup besar dengan tingkat suku bunga kurang dari 8% per tahun dan lama kredit antara 15-20 tahun. Kebijakan ini sangat membantu peternak sapi potong di Australia untuk memiliki aset yang cukup sehingga akhirnya berdaya saing tinggi. Demikian pula pengembangan ternak (sapi perah) di Thailand, kebijakan pemerintah dalam penguatan modal sangat menguntungkan peternak. Kalau kita bandingkan dengan kondisi di Indonesia, kebijakan penguatan modal masih belum memihak, karena sebagai contoh kredit ketahanan pangan, jangka waktu pengembalian kredit maksimal 3 tahun dengan tingkat suku bunga komersial (>12% per tahun). Kondisi demikian ini tidak memungkinkan petani-peternak memiliki aset yang cukup, sehingga daya saingnya tentu sangat rendah.
Upaya mendorong SDM menuju ke arah entrepreneur (agropreneur) baik yang masih berpendidikan rendah maupun yang telah berpendidikan tinggi (D3, S1) khususnya para Sarjana Peternakan untuk meniti karier di dunia bisnis peternakan-pertanian perlu terus dilakukan dan dalam hal ini Perguruan Tinggi mempunyai peran yang signifikan. Pendidikan Tinggi Peternakan perlu membekali lulusannya dengan knowledge, skill, ability dan attitude yang cukup di samping entrepreneurships maupun leaderships.
Di samping melalui jalur pendidikan untuk menghasilkan lulusan dan SDM yang qualified dan berjiwa entrepreneur, satu hal yang harus dilakukan terutama oleh pemerintah adalah perlunya pemberian "insentif" bagi pelaku usaha yang bersedia membangun usaha di kawasan lahan kering. Insentif dapat diterapkan misalnya dengan penerapan keringanan pajak, kemudahan-kemudahan dalam pengurusan usaha, perlindungan hukum dan pembangunan sarana-prasarana yang menunjang usaha. Penerapan insentif ini akan dapat mendorong SDM yang berkualitas dan berdedikasi untuk tetap bersedia tinggal dan hidup membangun daerah lahan kering dan secara tidak langsung akan mengurangi arus urbanisasi.
Usaha pengembangan ternak tidak hanya perlu modal, bibit unggul, pasar dan sarana prasarana akan tetapi sangat membutuhkan SDM yang tangguh dan andal, bermotivasi tinggi, trampil dalam mengelola usaha, tanggap terhadap permintaan pasar, dan responsif terhadap teknologi baru. Inilah tantangan riil para Sarjana Peternakan Indonesia untuk dapat mengoptimalkan lahan marginal yang masih undertulized melalui pengembangan usaha peternakan sehingga masalah kemiskinan dan gizi buruk perlahan tapi pasti akan dapat diatasi.


Oleh:
Dr Ir Ali Agus DAA, DEA,
Dosen Fakultas Peternakan UGM,
Ketua ISPI Cabang DIY, Ketua Panitia Kongres IX ISPI 2006

Friday, 21 December 2012

Saya Seorang Entelemi

Saya seorang entelemi, mungkin bagi anda yang tidak tahu akan entelemi pasti akan bertanya-tanya apa itu entelemi. Tapi bagi seorang sarjana pertenakan universitas diponegoro pasti tahu akan kata ini. Aku sendiri juga kurang tahu artinya, tapi yang pasti itu bukanlah sekedar kata tak bermakna. Entelemi adalah sebuah penyatu hubungan antara kami sesama peternak. Lagu entelemi sendiri memang tidak begitu saya hafal, tapi saya memahami makna dibalik lagu itu dan saya bangga akan lagu itu.

Sarjana peternakan memang bukan se WOW jurusan lainnya, atau se koprol fakultas lainnya tapi bagi ane peternakan bukan lagi jurusan juru kunci bukan lagi hanya jurusan pelengkap sebuah universitas. Dahulu memang saya setengah hati masuk jurusan peternakan, saya lebih menyukai sebuah tantangan seperti yang ada di jurusan teknik atau lainnya. Akan tetapi, sekarang saya sudah mengerti jika jalan seseorang memang berbeda-beda, ada yang akan menjadi engineer atau seorang scientist dan juga seorang doctor bahkan seorang peternak seperti saya.

Seorang entelemi bukanlah orang yang biasa, mereka bukan hanya orang-orang yang tersesat meskipun awalnya begitu. Akan tetapi mereka sekarang sudah merasakan bahwa mereka adalah seorang entelemi. Sekarang saya sudah mengakui kalau seorang entelemi seorang yang bermental baja, mereka harus tahan dengan perkataan orang-orang yang menganggap remeh jurusan mereka. Mereka harus menjawab semua pertanyaan bernada sama " kenapa masuk peternakan?".

Peternakan termasuk jurusan yang termasuk jurusan dengan ilmu terapan, jurusan ini bukanlah jurusan yang hanya mengandalkan hitam di atas putih akan tetapi gerakan secara langsung di masyarakat. Seorang entelemi bisa mempelajari biokimia dari anak tekim dan biologi, bisa mempelajari fisika dari anak fsm, mempelajari pembuatan kandang dari anak arsitek, belajar bahasa dari anak sastra, ekonomi dari anak ekonomi dan mempelajari tik dari anak teknik informatika.

Saya memang bukanlah dari jurusan yang WOW, tapi saya akan berusaha membuat WOW orang-orang disekitar saya. Dengan memakan makan-makanan yang bergizi, seorang dokter dapat mengobati dan melakukan operasi dengan baik. Seorang insinyur dapat membangun gedung-gedung yang tinggi dengan meminum susu dari kami. Kami bukanlah jurusan yang ada di garis depan pertumbuhan dan perkembangan industri negara kita, akan tetapi kami akan membantu sebisanya dengan bantuan gizi dan makanan sehat yang kami hasilkan. Kami memang tidak ada saat penandatanganan kontrak bernilai milyaran kami memang tidak terlihat saat peresmian gedung-gedung bertingkat, kami memang tidak ada ketika seorang dokter berhasil mengoperasi seorang pasien. Kami memang tidak terlihat, tetapi kami ada.

Memang kami tidak memakai kemeja wangi, celana disetrika, sepatu licin dan parfum yang wangi saat bekerja. Tetapi bekerja dengan sepatu boot, wearpack dan ember ditangan. Akan tetapi kami bekerja dengan hati yang tulus serta rasa bahagia untuk dapat menghasilkan sesuatu. Saya seorang entelemi dan saya bangga akan itu :)

M.Arkham Chadiar Jantra-Peternakan,Undip.
TwiTango